BUSINESS
Kontribusi Perempuan di Bidang Ekonomi masih 60 Persen, Retno Marsudi Dorong Peningkatan Program Pemberdayaan Perempuan

SEAToday.com, Nusa Dua - Seorang wanita paruh baya tampak merapikan barang dagangannya, di halaman hotel bintang lima, di kawasan Nusa Dua, Bali. Dia adalah Tatik Anita Hariyati, pemilik cemilan lokal berupa keripik dari tempe dan kulit ikan tuna bernama Annapurna, dari Kecamatan Blahbatuh di Gianyar.
Berdiri sejak tahun 2023, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ini dibuat untuk mendorong berputarnya roda ekonomi bagi Tatik, keluarganya, bahkan tetangganya, yang menurun drastis sejak pariwisata di Bali lumpuh total, akibat pandemi covid-19.
Tatik, memilih tempe dan kulit ikan tuna sebagai bahan utama bisnisnya, karena memiliki kandungan gizi berupa protein dan omega 3, sehingga cemilan ini menjadi lebih sehat dibanding cemilan lainnya.
“Kenapa saya menjual keripik tuna, padahal awalnya saya tidak menjual ini? Karena tuna ini memiliki nilai gizi dan omega 3, jadi paling tidak saat orang makan kerupuk tuna, tidak sama dengan kerupuk biasa dan masih ada gizinya, begitu juga keripik tempe, karena tempe ini memiliki protein yang tinggi dan berasal dari kedelai,” ucap Tatik saat mengisi pameran Asia Grassroots Forum 2025 pada kamis (22/5).
Produk olahan tempe dan kulit ikan tuna tersebut, dijual Tatik dengan harga 19.000 hingga 35.000 rupiah per kemasan, dan kerap menarik perhatian turis luar negeri yang penasaran pada rasanya.
Salah satunya Devendra Datt, seorang koki asal India yang meluangkan waktunya untuk mencoba, di sela-sela acara Asia Grassroots Forum 2025, yang dihadirinya.
“Saya sedang mencari produk baru di pasar, dan saat melihat produk ini saya penasaran untuk mencobanya, karena saya seorang koki jadi saya coba produk ini satu persatu dan ternyata rasanya enak, dan tidak terlalu berminyak,” ujar Dev setelah mencobanya.
Kini, keripik yang dijual oleh Tatik telah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk pulau Jawa, Lombok, dan Papua, bahkan di ekspor ke luar negeri ke Johanesburg di Afrika Selatan.
Tatik, hanyalah satu dari 3,7 juta perempuan pemilik UMKM yang menerima pembiayaan sebesar 5 juta rupiah dari perusahaan jasa keuangan Amartha, untuk mengembangkan usahanya, serta menghapus ketimbangan gender bagi perempuan di Indonesia.
Berdasarkan data dari Global Gender Gap Report 2024, tingkat partisipasi perempuan dalam bidang ekonomi hanya mencapai 60,5%, dan jauh dibawah partisipasi perempuan di bidang pendidikan yang mencapai 94,9% dan bidang kesehatan yang mencapai 96%.
“Yang terpenting adalah kita harus berpikir bahwa laki-laki dan perempuan punya hak yang sama untuk, tapi ini tidak mudah karena semuanya berasal dari keluarga. Jika keluarganya sudah terbuka dan memberi perlakuan yang sama untuk laki-laki dan perempuan, maka kedepannya pasti akan berkembang ke ruang lingkup yang lebih luas lagi,” ujar Direktur Eksekutif IBEKA Tri Mumpuni di hari yang sama.