Inovasi Budidaya Lobster Dorong Kesejahteraan Nelayan dan Keberlanjutan Industri

SEAToday.com,Bandung - Pengembangan inovasi dalam budidaya lobster terus didorong untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan sekaligus menciptakan industri perikanan yang lebih berkelanjutan. Melalui kolaborasi antara akademisi dan praktisi, berbagai upaya dilakukan untuk mempercepat adopsi teknologi serta metode budidaya yang ramah lingkungan.
PT Idovin Aquaculture International bersama Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Padjadjaran (Unpad) mengajak mahasiswa untuk terlibat dalam inovasi budidaya lobster berskala industri. Lewat acara bertema "Pengembangan Budidaya Lobster Menuju Skala Industri di Indonesia", sekitar 3.000 mahasiswa hadir untuk mempelajari teknologi dan metode terbaru dalam budidaya yang berkelanjutan.
Juru bicara PT Idovin, Adinda Cresheilla, mengatakan bahwa kerja sama dengan Unpad merupakan langkah strategis dalam mengembangkan sektor perikanan nasional. “Kemitraan ini menjadi kunci untuk membangun industri lobster yang lebih maju dan berkelanjutan. Kami ingin menggabungkan riset akademik dengan teknologi industri agar solusi yang dihasilkan lebih inovatif,” ujar Adinda.
Menurutnya, Jawa Barat memiliki potensi besar dalam penyediaan benih lobster, terutama di daerah seperti Garut, Cianjur, dan Sukabumi. Sumber daya yang melimpah ini menjadi faktor penting dalam percepatan industri budidaya lobster di Indonesia, sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat pesisir.
Untuk menyebarluaskan inovasi ini, PT Idovin mengadakan Content Creation Competition bagi mahasiswa Unpad, dengan hadiah total Rp 10 juta. Kompetisi ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan kecintaan generasi muda terhadap laut dan budidaya perikanan. Sebelumnya, kompetisi serupa juga telah digelar di IPB. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di Instagram @Idovin_Aquaculture.
Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Komunikasi Publik, Doni Ismanto, menegaskan bahwa budidaya lobster memiliki manfaat ganda, baik dari sisi ekonomi maupun kelestarian lingkungan. Regulasi baru dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) No. 7/2024 diharapkan bisa mempercepat adopsi teknologi budidaya, meningkatkan kesejahteraan nelayan, serta membuka lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat pesisir.
“Selain memberikan nilai tambah ekonomi, regulasi ini juga memastikan eksploitasi benih lobster tetap seimbang dengan konservasi lingkungan,” jelas Doni.
Sementara itu, Ketua Tim Peneliti Fikom Unpad, Kunto Adi Wibowo, menjelaskan bahwa berdasarkan penelitian persepsi kebijakan, regulasi baru ini membawa tiga manfaat utama bagi nelayan:
- Peningkatan pendapatan karena akses ke pasar yang lebih baik dan harga yang lebih stabil.
- Kelestarian populasi lobster, dengan kebijakan yang menjaga keseimbangan eksploitasi dan konservasi.
- Kemudahan akses benih, sehingga nelayan bisa memperoleh benih lobster dengan harga lebih terjangkau.
Bahkan, dari wawancara dengan para nelayan, banyak yang mengaku pendapatan mereka meningkat sejak adanya kebijakan ini. Mereka pun semakin sadar akan pentingnya menangkap lobster secara bijaksana agar ekosistem laut tetap terjaga.
Wakil Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad, Rita Rostika, menambahkan bahwa budidaya lobster juga berdampak positif bagi lingkungan. Dengan menerapkan konsep ekonomi biru, budidaya dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem laut.
"Melalui inovasi berbasis teknologi seperti Rhea, Noa Box, dan Smart Lobster Aquaculture, efisiensi budidaya bisa meningkat. Teknologi ini memungkinkan pemantauan kualitas air dan pola makan lobster secara lebih akurat, sehingga industri perikanan bisa lebih produktif dan berkelanjutan," kata Rita.
Dengan adanya sinergi antara teknologi, akademisi, dan industri, diharapkan budidaya lobster di Indonesia bisa terus berkembang, memberikan manfaat bagi masyarakat pesisir, serta menciptakan industri perikanan yang lebih kompetitif di tingkat global.
Artikel Rekomendasi
Dibalik Bisnis
Coca Cola dan Sinterklas: Alasan Pahlawan Natal Berwarna Merah da...
Dulu kala kisah Sinterklas bukan yang paling populer kala Natal. Semuanya berubah kala produsen minuman Coca Cola munculkan karakter pria gemuk jubah merah.
Presiden Prabowo Saksikan Pengusaha RI-China Teken Kesepakatan Bi...
Presiden Prabowo Subianto menyaksikan tanda tangan nota kesepahaman (MoU) antara perusahaan Indonesia dan China dengan nilai mencapai 10,07 miliar dolar AS.
Enric Bernat dan Chupa Chups: Kisah Permen Lolipop yang Logonya D...
Logo adalah nyawa sebuah jenama. Enric Bernat mengamininya. Pemilik Chupa Chups itu bahkan mendaulat Salvador Dali sebagai pembuat logo permen lolipopnya.
Haji Bustamam dan Restoran Sederhana: Kisah Jatuh Bangun Merintis...
Haji Bustamam pernah merasakan pahit getirnya membangun Restoran Sederhana. Dan kerja kerasnya buat Restoran Sederhana jadi rumah makan padang ternama.
Popular Posts
Punya Harta 1000 Triliun, Kisah Hidup Prajogo Pangestu Orang Terk...
Kisah hidup pengusaha Prajogo Pangestu menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia dengan harta mencapai Rp1.000 triliun.
Penampakan Gerai Indomaret Pertama di Indonesia
Penampakan gerai Indomaret pertama di Indonesia. Kini banyak yang berdekatan dengan Alfamart.
Harga Emas Antam 2 Juli: Naik Rp 5.000 Jadi Rp 1,368 Juta per Gra...
Harga emas naik sebesar Rp 5.000 per gram menjadi Rp 1.368.000 per gram.
Haji Bustamam dan Restoran Sederhana: Kisah Jatuh Bangun Merintis...
Haji Bustamam pernah merasakan pahit getirnya membangun Restoran Sederhana. Dan kerja kerasnya buat Restoran Sederhana jadi rumah makan padang ternama.
Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota Peme...
Pertamina Patra Niaga siap menyalurkan BBM dan LPG subsidi sesuai dengan kuota yang ditetapkan Pemerintah.