SEAToday.com, Jakarta – Brand kecantikan MS Glow tengah viral bahkan sampai trending di X karena isu perusahaan tersebut bubar. Isu MS Glow bubar diungkap oleh seorang netizen di akun X @infoXwor belum lama ini. “Brand sebesar #MSGlowBubar?,” cuit akun tersebut yang langsung membuat netizen terkejut.

Hal itu semakin diperkuat dengan pernyataan sosok Maharani Kemala salah satu founder atau pendiri MS Glow yang mengaku posisinya sudah tak menjadi owner MS Glow lagi saat dikonfirmasi netizen perihal isu brand kecantikan itu bubar. “Maaf bukan owner ms glow,” tulis wanita cantik ini.

Jika Maharani sudah bukan owner MS Glow praktis perusahaan ini hanya dirintis oleh pasangan suami istri Shandy Purnamasari dan Gilang Widya Pramana. Keduanya sampai sekarang belum juga memberikan keterangan terkait hal tersebut. Diduga Maharani kini sudah pecah kongsi dari rekan bisnisnya itu.

Lalu seperti apa sejarah MS Glow bisa sukses sebagai salah satu brand kecantikan lokal Indonesia? Melansir dari beberapa sumber, MS Glow mulai berdiri sejak tahun 2013 atau 11 tahun lalu. MS sendiri adalah inisial dari Maharani Shandy, dua orang dibalik keberhasilan MS Glow.

MS Glow memiliki slogan “Magic for Skin”. Kebetulan alasan Shandy dan Maharani mendirikan MS Glow karena hobinya yang sama-sama senang merawat kecantikan. Mereka ingin membuat produk kecantikan yang jadi solusi bagi banyak orang agar terlihat cantik menawan dan sehat.

Selama 11 tahun MS Glow pun berkembang pesat. Tak hanya jadi produk kecantikan kini memiliki beberapa klinik kecantikan MS Glow Aesthectic Clinic hingga mengeluarkan produk MS Glow khusus laki-laki. Beragam jenis produk terus dikeluarkan sehingga mendapat kepercayaan dari penggunanya.

Brand kecantikan ini juga sudah mendunia karena merambah ke mancanegara. Tercatat ada 7 negara yang menjual produk MS Glow yakni Indonesia, Malaysia, Jepang, Arab Saudi, Hong Kong, Taiwan, dan Singapura.

Total pegawai yang bekerja di MS Glow mencapai 1.000 orang. Mayoritas pengguna produk  MS Glow adalah wanita sebanyak 80 % atau 20 % berjenis kelamin laki-laki. Mayoritas pengguna produk adalah Gen Z.