BUSINESS
Proyeksi Melemahnya Kurs Rupiah Pasca Penegasan Tarif Impor Trump

The 47th President of the United States, Donald Trump, during his inauguration speech at the Capitol Rotunda, Washington DC, Tuesday (21/1/2025). (ANTARA/youtube@foxnews)
SEAToday.com, Jakarta - Pasca pidato pelantikan Presiden AS, pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi melemah.
Trump menegaskan kebijakan baru untuk menaikkan tarif impor barang dari negara-negara mitra dagang, termasuk Meksiko dan Kanada, sebesar 25 persen.
Kebijakan ini dirancang untuk meningkatkan pendapatan negara, khususnya terkait isu imigrasi ilegal dan peredaran narkoba.
"Rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp16.400-Rp16.450, dengan support di Rp16.300," ujar Ariston, seperti dilansir ANTARA News.
Kenaikan tarif ini berpotensi memicu reaksi balasan dari negara yang dikenakan tarif, yang bisa memicu ketegangan perdagangan internasional.
Meskipun kebijakan Trump yang bertujuan untuk mengakhiri perang di Ukraina dan memperbaiki hubungan dengan China dapat memberikan dampak positif bagi pasar global, potensi perang dagang tetap menjadi perhatian utama.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, rupiah tercatat menguat 75 poin, atau sekitar 0,46 persen, menjadi Rp16.293 per dolar AS, mengoreksi penurunan sebelumnya yang sempat menyentuh Rp16.368.
Dengan demikian, pelaku pasar akan terus memantau implementasi kebijakan tarif ini dan dampaknya terhadap ekonomi global.
Penulis: Syifa Azzahra