SEAToday.com, Jakarta-Perusahaan makanan cepat saji Kentucky Fried Chicken atau KFC menutup sementara lebih dari 100 gerai di Malaysia. Hal ini terjadi di tengah aksi boikot pada produk yang dianggap pro-Israel.
Dilansir dari CNA, Harian CHina, Nanyang Siau Pau, melaporkan bahwa 108 gerai KFC di Malaysia telah berhenti beroperasi. Negara bagian Kelantan adalah yang paling terdampak, dengan hampir 80 persen atau hingga 21 gerai.
Menurut laporan itu, berdasarkan informasi dari Google Maps, 15 gerai di Johor juga ditutup sementara, serta masing-masing 11 gerai di Selangor dan Kedah, 10 gerai di Terengganu, 10 gerai di Pahang, sembilan gerai di Perak, enam gerai di Negeri Sembilan, dua gerai di Perlis, dua gerai di Malaka, lima gerai di Penang, tiga gerai di Kuala Lumpur, dua gerai di Sarawak, dan satu gerai di Sabah.
QSR Brands, yang memiliki dan mengoperasikan KFC di Malaysia, Singapura, Brunei, dan Kamboja, mengatakan bahwa sebagai respons terhadap kondisi ekonomi yang menantang, mereka telah mengambil langkah-langkah proaktif dengan menutup gerai-gerai untuk sementara waktu.
Ini dikatakan sebagai cara untuk mengelola biaya bisnis yang meningkat dan fokus pada zona perdagangan yang memiliki tingkat keterlibatan yang tinggi.
Dalam sebuah pernyataan pada 29 April 2024, pihaknya mengatakan bahwa karyawan dari gerai-gerai yang terdampak telah ditawari kesempatan untuk pindah ke gerai-gerai yang beroperasi lebih sibuk sebagai bagian dari upaya optimalisasi ulang perusahaan.
"Sebagai perusahaan yang telah melayani masyarakat Malaysia selama lebih dari 50 tahun, fokusnya tetap pada penyediaan produk dan layanan berkualitas kepada pelanggan, sekaligus berkontribusi positif terhadap perekonomian Malaysia melalui keamanan kerja bagi 18.000 anggota tim di Malaysia, di mana sekitar 85 persen di antaranya adalah Muslim," ungkap pihaknya.
Namun, mereka tidak mengungkapkan jumlah gerai atau jumlah pekerja yang terdampak. Menurut laman QSR, terdapat lebih dari 600 gerai KFC di Malaysia, dengan gerai pertama dibuka di Kuala Lumpur pada 1973.
Menurut beberapa laporan media, ada juga penutupan beberapa gerai McDonalds dan Starbucks di Malaysia.
Jaringan restoran populer ini telah mengalami perlambatan bisnis sebagai akibat dari boikot terhadap perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Amerika Serikat dan sikap negara tersebut dalam perang Israel-Hamas.
"KFC tidak termasuk dalam daftar BDS (Boikot, Divestasi, Sanksi) dari perusahaan-perusahaan yang menjadi target. Tapi banyak orang Malaysia melihat operator makanan cepat saji Amerika yang terkait dengan Israel termasuk KFC," kata Profesor Mohd Nazari Ismail, ketua kelompok pro-Palestina Boikot, Divestasi dan Sanksi Malaysia, yang dikutip media regional.
Artikel Rekomendasi
Business
Presiden Joko Widodo, Presiden Joe Biden Sepakati Kerjasama Bisni...
Presiden Joko Widodo menyepakati kerjasama bisnis senilai Rp400,98 triliun dengan Presiden Joe Biden di Gedung Putih, Amerika Serikat.
Popular Posts
Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota Peme...
Pertamina Patra Niaga siap menyalurkan BBM dan LPG subsidi sesuai dengan kuota yang ditetapkan Pemerintah.
5 Provinsi dengan Kenaikan Upah Minimum Provinsi Tertinggi di Tah...
Gubernur di berbagai provinsi Indonesia telah menetapkan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2024, Selasa (21/11)