• Saturday, 21 December 2024

Coca Cola dan Sinterklas: Alasan Pahlawan Natal Berwarna Merah dan Populer

Coca Cola dan Sinterklas: Alasan Pahlawan Natal Berwarna Merah dan Populer
Potret sinterklas yang dijadikan Coca Cola sebagai andalan promosi produk di majalah-majalah | Coca Cola Company

SEAToday.com, Jakarta - Kisah legenda seputar perayaan Natal bejibun. Kisah sinterklas, misalnya. Kisah orang suci baik hati yang kerap bagikan hadiah ke anak-anak jadi yang paling ditunggu. Mereka selalu berharap sosok pria gemuk berjubah merah masuk lewat cerebong asap rumah memberikan hadiah natal.

Dulu kala, kisah Sinterklas bukan yang paling populer kala Natal tiba. Semuanya berubah kala produsen minuman Coca Cola memunculkan karakter sinterklas sebagai pria gemuk berjubah merah. Begini ceritanya?

Kisah sinterklas bukan hal yang baru di dunia. Narasi itu karena kisah itu bermuara uskup Yunani yang kesohor bernama Santo Nicholas yang hidup di abad ke-3. Kisah-kisah tentangnya tak melulu mengungkapnya orang suci saja, tapi ia defenisi sempurna orang baik.

Pria asal Myra itu digambarkan kerap membantu banyak orang. Belakangan ia digambarkan menyelamatkan hidup wanita muda yang akan dijadikan budak. Santo Nicolas berang. Ia mencoba membebaskan wanita itu dari nasib buruk jadi budak.

Pria yang biasa dikenal dengan nama Saint Nick melemparkan beberapa gepok emas lewat cerobong asap. Wanita itu akhirnya bak dibebaskan. Kisah itu terus berulang-ulang diceritakan. Santo Nicholas boleh jadi telah tiada. Namun, kisahnya tetap lestari.

Orang Belanda mencoba menggambarkan sosoknya yang baik hati sebagai sinterklas. Suatu tokoh yang kerap membagikan hadiah-hadiah natal ke anak-anak tiap tanggal 6 Desember.

“Santo Nikolas menjadi salah satu santo paling populer di Eropa. Orang-orang merayakan pestanya pada tanggal 6 Desember, yang menurut legenda adalah hari peringatan kematiannya. Bahkan selama Reformasi Protestan, ketika pemujaan terhadap para santo tidak dianjurkan, Santo Nikolas tetap menjadi santo populer di Belanda,” ujar Jenn Harris dalam tulisannya di laman Los Angeles Times berjudul Santa Timeline: Before He was Cheery and Chubby, 25 Desember 2011.

Bentuk Sinterklas

Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang berbagi kepada sesama. Itulah pesan penting dari hadirnya Sinterklas. Tradisi sinterklas membagikan hadiah memang dikembangkan di Belanda. Namun, belakangan imigran Belanda membawanya ke luar negeri, khususnya Amerika Serikat (AS).

Kisah itu didongengkan terus menerus. Namun, urusan gambaran resmi sosok sinterklas belum ada. Wujud pakaiannya masih bervariasi. Orang suci itu tua atau muda belum dapat dipastikan. Warna jubahnya pun beragam. Ada yang putih, biru, atau kuning.

Sinterklas pun kadang pula diyakini sebagai jelmaan malaikat yang turun ke bumi memberikan hadiah ke anak-anak. Pemberian itu dilakukan supaya seluruh lapisan masyarakat, khususnya kaum tak punya bisa merasakan momentum yang sama.

Potret terkait gambar santa coba dibentuk di bentuk banyak orang. Pendeta kristiani, Clement Clarke Moore mencoba menggambarkan sosok Sinterklas sebagai peri tua yang periang pada 1822.

Peri tua itu digambarkan terbang dari rumah ke rumah pada masalh natal. Moore lalu menggambarkan delapan rusa kutub kecil dalam gambar sinterklasnya. Gambaran terkait sinterklas mulai disempurnakan dari peri kemudian manusia pada 1840-an.

Kartunis, Thomas Nast tertarik menggambar Sinterklas modern. Ia menyajikan gambaran pria tua gemuk. Janggut putih khas. Sosok itu mengenakan pakaian merah berbulu sembari membawa sekarung mainan.

“Ia tampil perdana di sampul majalah Harper's Weekly untuk Natal tahun 1862. Sebuah gambar memperlihatkan Sinterklas berjanggut putih, mengenakan mantel bulu dengan bintang dan garis-garis. Namun, ia tidak sedang mengisi kaus kaki untuk anak-anak. Sebaliknya, ia membagikan hadiah di kamp tentara Union — dan menggantung boneka dengan tali di lehernya,” ungkap Ronald G. Shafer dalam tulisannya di laman The Washington Post berjudul The First Modern Santa Claus was a Civil War hero, 23 Desember 2021.

Gambar dari Thomas Nast dianggap sebagai model sinterklas modern pertama. Gambar itu kian populer di AS. Banyak yang menyukai ilustrasinya. Gambar seraya membawa pesan natal yang besar: berbagi, peduli, dan cinta.

Sinterklas dan Coca Cola

Thomas Nast boleh saja menaklukkan AS dengan representasinya terkait Sinterklas. Namun, andil besar perusahaan minuman berkarbonasi, Coca Cola yang membuat sosok Sinterklas mendunia. Mulanya Coca Coca mencoba mencari supaya promosi produknya meningkat kala libur natal pada 1931.

Opsi menggunakan iklan dilakukan. Coca Cola tak ingin gambaran iklan hanya memuat pesan kebersamaan belaka. Coca Cola mulai berpikir mereka membutuhkan seorang ikon pahlawan natal yang minum Coca Cola. Alhasil, terpilihlah sosok Sinterklas – yang pernah digambarkan oleh Thomas Nash.

Pihak Coca Cola pun bergerak cepat. Ide ikon sinterklas telah digenggam. Puncaknya, pihak Coca Cola memesan seorang pelukis ternama Haddon Sundblom untuk mewujudkan gambar untuk promosi produk bertajuk: haus tak kenal musim dingin.

Sundblom lalu mengidealkan bentuk sinterklam modern. Pria tua, perut buncit, jenggot putih, hingga jubah merah – sesuai warna produk Coca Cola. Mereka kemudian menggunakan gambar Sundblom dan menyebar dalam iklan-iklan di surat kabar pada 1931.

Iklan-iklan itu menarik banyak pihak membeli Coca Cola. Warga AS dan Eropa menyukainya. Negara lain menyusul setelahnya. Orang-orang pun mulai tertancap pandangan bahwa sinterklas adalah pria tua berjubah merah yang mirip dengan logo Coca Cola.

“Sundblom menyulap Sinterklas yang diidealkan – perutnya besar, wajahnya merah, dengan kacamata bundar kecil; begitu periang dan suka menyeringai sehingga pasti melelahkan bagi orang tua itu. Sundblom terus membuat iklan Natal Coca-Cola hingga pertengahan 1960-an, dan selama 30 tahun Sinterklasnya yang suka minum Coca Cola berarti Sinterklas yang selalu mengenakan jubah merah,” ujar Stephen Moss dalam tulisannya di laman The Guardian berjudul Why is Santa Red? You asked Google – Here’s the Answer, 20 Desember 2017.

Sinterklas karya Sundblom yang diorbitkan Coca Coca jadi perwujudan pahlawan natal yang ada hingga saat ini. Potret sinterklas itu tak saja muncul dalam iklan di media massa. Sinterklas muncul dalam berbagai macam medium, dari film hingga aksesoris. Santa itu pria gemuk dan tentu saja merah.

 

 

Share
ESG
AMAN Plants 10,000 Mangroves for Net Zero Goal on World Environment Day 2024

AMAN Plants 10,000 Mangroves for Net Zero Goal on World Environment Day 2024

5 Simple Steps for Sustainable Lifestyle

Five practical ways to embark on a sustainable lifestyle.

Practical Tips for Household Waste

Sorting household waste is an essential step towards reducing waste generation and promoting environmental sustainability.

Understanding Non-Organic Waste

Non-organic waste refers to discarded materials that are difficult to decompose.

Cash for Trash: Turning Used Plastic Bottles into Rewards

Reverse Vending Machine (RVM) merupakan mesin untuk melayani penukaran botol plastik di fasilitas umum dengan menggunakan sistem poin lewat aplikasi Plasticpay.

Trending Topic