Harga Emas Naik Turun, Sebenarnya Apa Sih yang Pengaruhi Harga Emas?
SEAToday.com, Jakarta-Emas merupakan salah satu logam mulia yang paling banyak tersebar, baik dalam bentuk batangan maupun perhiasan sehari-hari. Hal ini dikarenakan emas dianggap sebagai wadah investasi yang resikonya tidak besar atau malah menguntungkan bagi pemiliknya.
Sebagai contoh nyata, harga emas pada tahun 2015 berkisar antara Rp490.000 hingga Rp530.000 per gram, sedangkan di tahun 2024 ini, harga emas sudah mencapai Rp1.000.000 per gramnya. Artinya terdapat kenaikan mendekati dua kali lipat setelah hampir satu dekade berlalu.
Lantas, hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi naik atau turunnya harga emas? Simak penjelasannya dibawah ini.
- Nilai Tukar Dolar Amerika Serikat
Harga emas lokal akan sangat terpengaruh dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Hal ini dikarenakan harga emas internasional yang dikonversi dari dolar AS. Sederhananya, apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat maka harga emas lokal akan turun. Sebaliknya, apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah maka harga emas lokal akan naik.
- Inflasi
Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa dalam jumlah besar yang terjadi secara terus menerus. Biasanya, salah satu indikator inflasi adalah bertambahnya jumlah uang yang beredar. Hal ini dapat mempengaruhi harga emas karena nilai mata uang lebih tidak stabil dan masyarakat akan lebih memilih untuk menyimpan asetnya dalam bentuk emas, yang nilai pasarnya tetap terjaga.
- Penawaran dan Permintaan Emas
Hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada komoditas emas. Semakin tinggi permintaan emas, maka harga akan semakin melejit. Namun sebaliknya, apabila penawaran lebih besar daripada permintaan maka harga akan turun.
Salah satu kondisi yang dapat mempengaruhi penawaran dan permintaan emas adalah saat pecahnya konflik geopolitik. Harga emas yang cenderung tetap terjaga kerap menjadi pilihan sehingga permintaan emas akan meningkat. Saat konflik berakhir, barulah harga emas akan menurun, walaupun tidak sebanyak kenaikannya.
Penulis: Kalila Untsa
Recommended Article
State Owned Enterprise
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
SOE Minister Erick Thohir Assures No Layoffs in Angkasa Pura Merg...
SOE Minister Erick Thohir confirmed that there would be no layoffs in the merger process of PT Angkasa Pura I and Angkasa Pura II.
ESG
5 Simple Steps for Sustainable Lifestyle
Five practical ways to embark on a sustainable lifestyle.
Practical Tips for Household Waste
Sorting household waste is an essential step towards reducing waste generation and promoting environmental sustainability.
Understanding Non-Organic Waste
Non-organic waste refers to discarded materials that are difficult to decompose.
Cash for Trash: Turning Used Plastic Bottles into Rewards
Reverse Vending Machine (RVM) merupakan mesin untuk melayani penukaran botol plastik di fasilitas umum dengan menggunakan sistem poin lewat aplikasi Plasticpay.
Popular Post
Top 10 SOEs on 2024 Fortune Southeast Asia 500, Telkom Indonesia...
A total of 20 state-owned enterprises (SOEs) are listed in the Fortune Southeast Asia 500 2024. Indonesia’s largest telecommunications company Telkom Indonesia (@telkomindonesia) was also included in the top 10 list
Trade Ministry Ready to Support Freeport’s Second Smelter in Gres...
The Trade Ministry is ready to support PT Freeport Indonesia (PTFI) ahead of the operation of its second smelter in Gresik, East Java.
Minister Airlangga: VAT to Increase to 12 Pct. Starting 2025
Minister Airlangga said VAT to Increase to 12 Pct. Starting 2025