Ramah Lingkungan! Ini Manfaat Perdagangan Karbon

SEAToday.com, Jakarta – Tidak saja mendukung pencapaian target net zero emission (NZE) tahun 2060, perdagangan karbon memberikan sejumlah manfaat bagi industri. Untuk itu diperlukan sosialisasi dan edukasi kepada industri maupun masyarakat secara luas terkait perdagangan karbon. Hal ini disampaikan oleh Corporate Secretary Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dalam Bisnis Indonesia Forum bertajuk Exploring Carbon Trading’s Future in Indonesia, di Jakarta, pada Rabu (12/2).
“Saya percaya bahwa apabila ekosistem perdagangan karbon sudah terbentuk akan secara signifikan berkontribusi menurunkan emisi karbon di Indonesia. Untuk terbentuknya ekosistem ini diperlukan kolaborasi dari pemerintah, industry, maupun masyarakat secara umum. Pertamina NRE secara proaktif turut melakukan sosialisasi dan edukasi kepada industri maupun masyarakat tentang perdagangan karbon,” ujar Dicky.
Melalui enhanced nationally determined contribution (ENDC) Indonesia memiliki komitmen untuk menurunkan emisi sebesar 31,89 persen dengan kemampuan sendiri atau 43,2 persen dengan bantuan internasional pada tahun 2030. Di satu sisi, Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) untuk mencapai target ini. Namun di sisi lain, terdapat sektor-sektor yang sulit untuk dilakukan dekarbonisasi, sehingga diperlukan pendekatan lain, salah satunya melalui perdagangan karbon.
Melalui perdagangan karbon, suatu perusahaan, organisasi, ataupun individu dapat mengurangi emisi karbon dari aktivitas yang dilakukannya dengan cara membeli kredit karbon dari perusahaan yang menjualnya. Perusahaan penjual menghasilkan kredit karbon dari inisiatif atau proyek hijau yang dikelolanya dan telah terverifikasi oleh suatu lembaga khusus.
Sehingga jelas, perdagangan karbon membantu pemerintah untuk mencapai target ENDC maupun NZE 2060. Bagi industri yang memiliki target penurunan emisi, perdagangan karbon akan membantunya untuk melakukan dekarbonisasi terhadap kegiatan bisnisnya. Dan bagi Perusahaan penjual kredit karbon tentunya akan menambah sumber pendapatan.
Dicky mengatakan bahwa Pertamina NRE menjadi perusahaan pelopor penyedia kredit karbon di bursa karbon yang diresmikan pada September 2023. Sejak diresmikannya bursa karbon, Pertamina NRE berhasil menjual sebanyak 864.000 ton setara C02 atau setara dengan menanam 34,5Juta batang pohon. Kredit karbon ini dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Area Lahendong Unit 5 dan 6 yang dikelola PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), anak usaha Pertamina NRE.
Pertamina NRE memiliki berbagai portofolio bisnis hijau yang berpotensi untuk menjadi sumber kredit karbon untuk diperdagangkan. Selain itu tambah Dicky, Pertamina NRE aktif mengedukasi masyarakat dan industri mengenai keberlanjutan lingkungan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penyelenggaraan acara kegiatan rendah emisi karbon atau Carbon Neutral Event sebagai bentuk kampanye kesadaran lingkungan. Dengan inisiatif yang menyentuh keseharian masyarakat ini, Pertamina NRE mengajak masyarakat bagaimana caranya untuk memiliki udara yang lebih bersih dan kehidupan lebih ramah lingkungan.
Pada kesempatan lainnya, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan, Pertamina Group aktif dalam perdagangan karbon sebagai komitmennya menjadi perusahaan yang berkelanjutan. Peran ini akan terus diperkuat, tak hanya dengan sinergi Pertamina Group tapi dengan berbagai institusi hingga akademisi, untuk mencapai target Net Zero Emission Indonesia.
"Pertamina juga mendorong seluruh anak usaha berkolaborasi untuk penurunan emisi karbon ini, baik di dalam Pertamina Group maupun dengan berbagai pihak dalam rangka mendukung target Net Zero Emission 2060," pungkas Fadjar.
Recommended Article
Indonesia Invesment
President Prabowo Secures IDR 294 Trillion in Foreign Investments...
From his visit over the past two weeks, President Prabowo received investment commitments worth a total of US$18.57 billion or around Rp294.80 trillion (assuming an exchange rate of Rp15,880.00 per US dollar).
Indonesia-Malaysia Investment Forum 2024: Strengthening Strategic...
Indonesia - Malaysia Investment Forum 2024: Strengthening Strategic Partnerships for Investment Opportunities
President Prabowo Oversees $10.07 Billion Deal Between Indonesian...
resident Prabowo Subianto attended the signing of a memorandum of understanding (MoU) between Indonesian and Chinese companies, totaling $10.07 billion.
President Joko Widodo: Indonesia Has Potential to Become New Asia...
President Joko "Jokowi" Widodo said that Indonesia has the potential to become one of the new economic powers in Asia, along with India and China.
Popular Post
Top 10 SOEs on 2024 Fortune Southeast Asia 500, Telkom Indonesia...
A total of 20 state-owned enterprises (SOEs) are listed in the Fortune Southeast Asia 500 2024. Indonesia’s largest telecommunications company Telkom Indonesia (@telkomindonesia) was also included in the top 10 list
Trade Ministry Ready to Support Freeport’s Second Smelter in Gres...
The Trade Ministry is ready to support PT Freeport Indonesia (PTFI) ahead of the operation of its second smelter in Gresik, East Java.
Minister Airlangga: VAT to Increase to 12 Pct. Starting 2025
Minister Airlangga said VAT to Increase to 12 Pct. Starting 2025